PEMBANGUNAN TANGGUL MEMBUAT PKL RESAH
![]() |
Sukoharjo-NAMPAK pembangunan Tanggul Sungai Kecil
(Kali) Selasa (21/11) untuk Ruko yang akan didirikan di depan kampus IAIN Surakarta, (foto: wahid saputra)
|
Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan didepan kampus IAIN Surakarta mengalami kebingungan dan keresahan. Pasalnya ada pembangunan yang dilakukan oleh pemilik tanah yang kebetulan bertepatan dengan tempat mereka mencari nafkah sehari-hari, sehingga mereka harus rela berpindah-pindah tempat setiap adanya pembangunan.
Selain itu yang membuat para Pedagang tersebut resah adalah pembangunan yang bertahap. Pasalnya pembangunan tersebut dimulai dari pondasi dan tanggul sungai kecil yang berada didepan lahan, sehingga membuat pedagang tersebut resah apabila setelah selesai pembangunan tanggul tersebut tidak menutup kemungkinan akan berhenti sejenak dan para pedagang boleh berpindah ke tempat semula dan nantinya pembangunan akan dilanjutkan dibulan berikutnya, dan seterusnya seperti itu.
Selasa (21/11), seorang pedagang kaki lima (PKL) es teh, Tini (27), mengatakan bahwa pembangunan yag bertahap membuat para pedagang harus bolak balik berpindah ke tempat semula. Si pemilik lahan juga menjanjikan akan membagi separoh lahannya untuk tempat seluruh PKL nantinya berjualan, yang bisa ditempati dalam jangka waktu yang cukup lama. Mbak Tini (sapaan akrabnya) merasakan keresahan apabila nantinya si pemilik Tanah, Mulyana, sampai berubah pikiran lagi, pasalnya dahulu Ruko yng akan dibuat sebenarnya dulu akan di buat Pondok Asrama Mahasiswa akan tetapi diganti sekehendak si pemilik tanah.
Hal lain yang harus diterima para PKL tersebut membuat para pembeli yang terbiasa membeli dilokasi PKL yang biasanya menjadi berpindah langganan. Apalagi dengan ketentuan si pemilik tanah yang harus membayar 10 ribu per PKL bagi yang berjualan didepan tanahnya membuat keluhan mereka bertambah dari yang dulu hanya 2 ribu sekarang harus membayar 10 ribu setiap harinya.
Dengan melihat kenyataan tersebut, wajar saja jika para Pedagang menjadi resah dan bingung, terutama dengan masa depan mereka. Sudah bertahun-tahun lamanya mereka berjualan ditempat tersebut, dan kenyataan harus berpindah-pindah setiap adanya pembangunan baru serta janji yang mungkin bisa diingkari oleh si pemilik tanah membuat was-was Mba Tini dan para pedagang yang lain.(Wahid Saputra)
Selasa (21/11), seorang pedagang kaki lima (PKL) es teh, Tini (27), mengatakan bahwa pembangunan yag bertahap membuat para pedagang harus bolak balik berpindah ke tempat semula. Si pemilik lahan juga menjanjikan akan membagi separoh lahannya untuk tempat seluruh PKL nantinya berjualan, yang bisa ditempati dalam jangka waktu yang cukup lama. Mbak Tini (sapaan akrabnya) merasakan keresahan apabila nantinya si pemilik Tanah, Mulyana, sampai berubah pikiran lagi, pasalnya dahulu Ruko yng akan dibuat sebenarnya dulu akan di buat Pondok Asrama Mahasiswa akan tetapi diganti sekehendak si pemilik tanah.
Hal lain yang harus diterima para PKL tersebut membuat para pembeli yang terbiasa membeli dilokasi PKL yang biasanya menjadi berpindah langganan. Apalagi dengan ketentuan si pemilik tanah yang harus membayar 10 ribu per PKL bagi yang berjualan didepan tanahnya membuat keluhan mereka bertambah dari yang dulu hanya 2 ribu sekarang harus membayar 10 ribu setiap harinya.
Dengan melihat kenyataan tersebut, wajar saja jika para Pedagang menjadi resah dan bingung, terutama dengan masa depan mereka. Sudah bertahun-tahun lamanya mereka berjualan ditempat tersebut, dan kenyataan harus berpindah-pindah setiap adanya pembangunan baru serta janji yang mungkin bisa diingkari oleh si pemilik tanah membuat was-was Mba Tini dan para pedagang yang lain.(Wahid Saputra)
Komentar